Minggu, 23 Januari 2011

Telepon Genggam

Siapa yang tak mengenal barang kecil yang mempunyai banyak fungsi ini, telepon genggam atau yang biasa disebut HandPhone (HP) ini bukan lah merupakan barang mewah seperti saat pertama keluar, bahkan Handphone sekarang telah menjadi kebutuhan primer bagi masyarakat dunia saat ini. Tapi siapa yang tahu bahwa cikal bakal Handphone sendiri telah ditemukan lebih dari 80 tahun yang lalu tepatnya pada tahun 1921.
Handphone sendiri merupakan alat komunikasi yang sama dengan telepon konvensional bahakn melebihi itu dimana ini lebih portable dan mempunyai banyak fitur diantaranya sudah bisa mengirim pesan singkat/short message service (SMS) ada jugayang melengkapinya dengan kamera, mp3 dan yang paling penting adalah bisa dibawa kemana-mana setelah mempunyai jaringan nirkabel yang tak membutukan kabel lagi untuk bisa berkomunikasi dengan orang lain melalui telepon tersebut. Saat ini di Indonesia telah mempunyai dua jaringantelepon nirkabel yaitu GSM (Global System for Mobile Telecommunications) dan CDMA (Code Division Multiple Access).

PERKEMBANGAN TELEPON GENGGAM
Perkembangan telepon dibagi menjadi 5 generasi yang mana diawali dengan generasi 0
1. Generasi 0 (0G)
Generasi ini merupakan generasi awal dari telepon genggam yang mana tidak lepas dari pengaruh radio dimana pada tahun 1921 Departemen Kepolisian ynag ada di Detroie Michigan mencoba menggunakan telepon mobil satu arah. Dan pada tahun 1928 baru ada radio komunikasi satu arah melalui radio 2 frekuensi Mhz. yanf selanjutnya menjadi dua arah dengan Frequency Modulated atau FM.
Dan pada tahun 1940 berkembang menjadi Handie-Talkie SCR536 yang berarti alat komunikasi yang digunakan dimedan perang pada saat perang dunia kedua. Pada masa inilah disebut Generasi 0 atau 0G yang mana telepon genggam baru diperkenalkan dengan bentuk radio.
Pada tahun 1943 Galvin Manucfactory mengeluarkan kembali FM 2 arah yang diberi nama SCR300 setalah versi sebelumnya SCR536 dengan model Backpack yang mempunayai jarak efektif 10mil sampai 20mil.
Dan pada masa ini juga dipergunakan radio Vfh untuk menghubungkan langsung ke PSTN landline. Pada masa ini juga insinyur-insinyur dari Bell Labs menemukan telepon sistem Hexagonal sebagai dasar telepon seluler. Namun, baru dikembangkan pada tahun 1960-an.



2. Generasi 1 (1G)
Generasi ini muncul tahun 1973, generasi 1 merupakan generasi pembuka munculnya telepon genggam yang seperti saat ini yang banyak digunakan oleh umat manusia. Tepatnya pada tanggal 3 April 1973 Martin Cooper dari Motorola menemukan telepon genggam yang mempunyai berat sekitar 30 ons atau sekitar 0.8 kg ini bersifat AMPS yang menggunakan frekuensi antara 825Mhz-894Mhzdan dioperasikan pada band 800Mhz. karena bersifat analog, maka sistem yang digunakan masih bersifat regional. Kekurangan telepon ini adalah ukuran yang terlalu besar dan penggunaan daya yang besar dan penggunaan daya batre yang kurang baik. Dan pada saat melakukan panggilan, mobilitas pengguna datngat terbatas pada jangkauan area telepon.



3. Generasi 2 (2G)
2G muncul sekitar tahun 1990an, 2G di Amerika menggunkan CDMA dan Eropa menggunakan GSM. Pada generasi kedua sinyal analog telah digantikan dengan sinyal digital. Pada generasi ini telepon genggamnya dilengakapi dengan SMS, pesan suara, dan panggilan tunggu. telepon ini memiliki ukuran yang lebih kecil dan ringan dan menngunakan teknologi chip digital. Ini juga menggunakan daya yang lebih kecil dan radiasinya lebih kecil karena menggunakan frekuensi radio yang kecil.


4. Generasi 3 (3G)
Generasi ini sangat popular beberapa tahun yang lalu sampai sekarang, dimana ini memungkinkan pengguna bisa melakukan internet dan video call yang berteknologi tinggi. Dalam 3G terdapat 3 standar dunia telekonikasi yaitu Enhance Datarates for GSM Evolution, Wideband CDMA dan CDMA 2000.



5. Generasi 4 (4G)
Dalam generasi ini telepon genggam dilengkapi dengan teknologi wireless yaitu wireless broadband (WiBro), wireless LAN, BlueTooth, dll. Yang memunginkan pengguna menggunakan teknologi nirkabel dengan lebih cepat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar