Kamis, 19 Mei 2011

Ritual kedewasaan yg unik & berbahaya dari seluruh dunia

1. Bullet ant Glove Satere-Mawe - Amazon, Brazil
Jauh didalam pedalaman hutan Amazon ada sisi menarik dari ritual kedewasaan dari suku Satere-Mawe

Para pemuda dari suku Satere- mawe harus memasukkan tangan ke dalam "sarung tangan" yg terbuat dari anyaman yg penuh dengan semut peluru (bullet ant) untuk mencapai kedewasaan mereka. Dan hal itu dilakukan selama kurang lebih 10 menit tanpa boleh berteriak dan dilakukan selama berulang kali, bahkan bisa mencapai 20 kali.

Semut2 diletakkan di sarung tangan yang terbuat dari anyaman tumbuhan, dengan taring sengat mengarah ke dalam.
Sebelumnya semut2 tsb telah di berikan cairan yg membuat semut2 tak sadarkan diri . Setelah semut2 tsb sadar, dimulailah ritual tsb.

Menurut “schmidt sting pain index” Semut peluru dari amazon terkenal mempunyai sengat paling menyakitkan di antara semua semut2 jenis lain yg ada di seluruh dunia. Kulit akan terasa terbakar apabila terkena sengatan semut ini dan rasa nyeri sengatan tersebut akan bertahan selama 24 jam.

2. Land Diving Vanuatu, negara kepulauan pasifik selatan
Bungee jumping, semua orang pasti sudah mengenal olahraga ekstrem ini, tapi Di Vanuatu, bungee jumping tersaji lain dari yg biasanya kita jumpai.

Pada musim panen sekitar bulan2 april - mei, diselenggarakan Sebuah ritual kedewasaan oleh suku Vanuatu di pulau pasifik. Dimana Para pemuda yg beranjak dewasa diharuskan memanjat konstruksi tiang2 kayu setinggi 30 meter bahkan lebih, lalu melompat dari atas dengan kecepatan jatuh kurang lebih 72km/h

Yang menahan mereka hanyalah seutas tanaman merambat yg dibuat menjadi sebuah tali tambang panjang yg hanya di ikat di kedua kakinya. Salah perhitungan berarti nyawa melayang!

Parahnya lagi, dalam ritual ini KEPALA HARUS SETIDAKNYA MENYENTUH TANAH!!!

Ritual ini telah ada setidaknya sejak 15 abad yg lalu, ritual ini bertujuan untuk persembahan bagi dewa2 mereka atas panen yg melimpah dan juga untuk mempersiapkan para pemuda2 matang menjadi laki2 sejati.

3. Bull Jumping Hamar - Ethiopia
pernikahan adalah suatu peristiwa yg sangat didambakan bagi pasangan yg sedang di mabuk cinta.

bagi suku hamar di ethiopia, dalam ritual melamar calon pengantin wanita, para pria di wajibkan mengikuti syarat tertentu kepada calon mempelai pria. yaitu para pria diharuskan melompati kerbau2 yg sedang bergerak dalam keadaan tanpa busana.

empat kerbau harus dilompati dan kemudian kembali lagi ke kerbau pertama, barulah setelah itu si ayah mertua merestui pernikahan mereka

4. Mardudjara circumcision - aborigin Australia
sunat!, agan2 disini pasti ada yg pernah merasakan di sunat, orang2 tua bilang rasanya mirip digigit semut(bohong nih...hehehe).

Ritual sunat bagi suku Mardudjara agak sedikit berbeda dari biasanya.

Ketika para pemuda suku Mardudjara sudah mendekati umur dewasa, para pemuda tersebut di haruskan bersunat, yaitu sekitar umur 15 - 16 tahun.

Dalam ritual sunat ini sang pemuda ditelentangkan di dekat api unggun, kemudian dada si pemuda tsb di duduki oleh kepala suku dgn menghadap ke arah kemaluan si pemuda tsb. Kemudian kulit anunya di potong dgn menggunakan pisau yg sudah dijampi2.

Tapi Proses ritual tidak berhenti sampai disini

Setelah proses pemotongan tsb selesai si kepala suku memerintahkan si pemuda untuk membuka mulut, dan kemudian si pemuda di haruskan menelan kulit anu nya sendiri tanpa harus dikunyah.

5. Maasai warrior – Kenya, Tanzania
Para pemuda suku Maasai Kenya dan Tanzania memiliki serangkaian Ritual peralihan yang membawa anak laki-laki menuju kedewasaan. sekitar umur 10 atau 15 tahun yg akan dijadikan prajurit2 yg baru.
Malam sebelum upacara, setiap anak laki-laki tsb akan dibawa tidur di hutan dan kembali pada waktu fajar.
Setelah kembali ke perkampungan, Mereka di haruskan minum susu yg di campur dgn darah sapi dan kemudian di sunat.

Setelah disunat, semua suku Maasai akan menganggap dia seorang pria, pahlawan, dan pelindung dari desanya.















sumber: http://terselubung.blogspot.com/2010/09/7-ritual-kedewasaan-yg-unik-berbahaya.html

Tokoh Dunia Yang Meninggal Dalam Keadaan Miskin

1. Christopher Columbus

 
mencapai kebesaran ketika tiba di benua baru, New World di tahun 1492. Tapi sesudah pelayarannya yang ke 3 ke Amerika, sponsornya, Raja Spanyol, tidak puas dengan kinerja Columbus sebagai gubernur di koloni baru tersebut n membawanya pulang dengan di rantai. Dalam tahun2 terakhir hidupnya, penjelajah besar ini sering tak punya uang untuk membeli makanan. Ia meninggal di tahun 1506.
2. Thomas Jefferson

 
yang 2 kali menjadi presiden Amerika, dari 1801 sampai 1809 n penyusun naskah Declaration of Independence, bangkrut sesaat sebelum meninggal di tahun 1826. Ia memiliki tanah seluas 10 ribu are, tapi rekeningnya jadi merah karena mewarisi utang properti dari ayah mertuanya. Jefferson dipaksa menyerahkan semua kekayaan n propertinya untuk melunasi hutang. Sampai tongkat untuk jalan dengan pegangan emas n jam tangan perak pun diambil sebagai pembayar utang.

3. Ulysses S. Grant

 
menjadi presiden Amerika dari 1869 sampai 1877, n sebagai jenderal terbesar Union, membantu memenangkan perang Utara - Selatan. Cara mengelola bisnis yang buruk sesudah ia meninggalkan kursi kepresidenan membuatnya bangkrut. Ketika meninggal di tahun 1885, ia bahkan juga kehilangan pedangnya karena dijadikan jaminan utang.

4. Wolfgang Amadeus Mozart

 
jenius musik yang lahir di tahun 1756, menulis minuet pertamanya pada umur 5 tahun. Tapi para musisi yang bersaing dengannya membuatnya tak bisa mendapatkan pekerjaan n meraih sukses finansial. Ia meninggal di usia 35, n dikubur di kuburan orang miskin tanpa batu nisan.

5. Vincent Van Gogh

 
lahir di tahun 1853, kini dianggap sebagai pelukis terbesar dunia dan karyanya banyak diburu kolektor lukisan. Tapi dia menderita penyakit jiwa n selalu hidup melarat. Ia pernah menembak dirinya karena putus asa. Ketika meninggal di tahun 1890, dia sama sekali tidak dikenal n seumur hidupnya hanya menjual satu lukisan. erin's world.
 

Selasa, 03 Mei 2011

SEJARAH KHMER MERAH

Ini adalah peristiwa kemanusiaan yang paling ber pengaruh di Kamboja dan bisa menjadi peristiwa revolusi Negara tersebut.

Kamboja
Kamboja atau Kampuchea merupakan negara di Asia Tenggara yang semula berbentuk Kerajaan di bawah kekuasaan Dinasti Khmerdi Semenanjung Indo-China antara Abad Ke-11 dan Abad Ke-14. Rakyat Kamboja biasanya dikenal dengan sebutan Cambodian atau Khmer, yang mengacu pada etnis Khmer di negara tersebut. Negara anggota ASEAN yang terkenal dengan pagoda Angkor Wat ini berbatasan langsung dengan Thailand, Laos dan Vietnam. Sebagian besar rakyat Kamboja beragama Buddha Theravada, yang turun-temurun dianut oleh etnis Khmer. Namun, sebagian warganya juga ada yang beragama Islam dari keturunan muslim Cham. Kamboja menghebohkan dunia ketika komunis radikal Khmer Merah di bawah pimpinan Pol Pot berkuasa pada tahun 1975 . Saat itu, Pol Pot memproklamirkan Kamboja sebagai sebuah negara baru. Ia menyebut tahun 1975 sebagai "Year Zero". Segala sesuatunya ingin dibangun dari titik nol. Tanggal 17 April 1975 dinyatakan sebagai Hari Pembebasan (Liberation Day) dari rezim Lon Nol yang buruk dan korup. Ternyata, pembebasan yang dijanjikan Pol Pot justru merupakan awal masa kegelapan bagi rakyat Kamboja. 

Merdeka dari Perancis
Pada tanggal 9 November 1953 , Perancis mengakhiri penjajahannya di Kamboja yang telah berlangsung sejak tahun 1863 dan Kamboja pun menjadi sebuah negara berdaulat. Setahun kemudian mantan pemimpin negara kawasan Indo-China itu, Raja Norodom Sihanouk, kembali dari pengasingannya di Thailand. Sihanouk kemudian membentuk partai politik dan menggelar pemilihan umum (pemilu). Setelah memenangkan pemilu ia berhasil mengusir orang-orang komunis dan memperoleh seluruh kursi pemerintahan. Pada tahun 1955 , untuk melepaskan diri dari segala bentuk pelarangan yang dibuat untuk raja oleh perundang- undangan Kamboja, Norodom Sihanouk mengembalikan tahta kepada ayahnya, Norodom Suramarit. Ia kemudian memasuki dunia politik. Selama pemilihan berturut-turut, pada tahun 1955 , 1958 , 1962 dan 1966 , partai bentukan Norodom Sihanouk selalu memenangkan kursi mayoritas di parlemen. Pada bulan Maret 1969 , Pesawat Amerika mulai mengebom Kamboja untuk menghalangi jejak dan penyusupan dari tentara Vietkong. Pengeboman tersebut berakhir sampai tahun 1973 . Pada tahun 1970 , ketika Sihanouk sedang berada di Moskow dalam sebuah kunjungan kenegaraan, Marsekal Lon Nol melakukan kudeta di Phnom Penh. Lon Nol lalu menghapus bentuk kerajaan dan menyatakan Kamboja sebagai sebuah negara republik. Sihanouk tidak kembali ke negaranya dan memilih menetap di Peking, China. Ia memimpin pemerintahan dalam pelarian dan Khmer Merah merupakan bagian dari pemerintahan tersebut. 

Khmer Merah
KHMER ROUGE/KHMER MERAH
Khmer Merah (Bahasa Perancis: Khmer Rouge) adalah cabang militer Partai Komunis Kampuchea (nama Kamboja kala itu). Pada tahun 1960 -an dan 1970 - an, Khmer Merah melakukan perang gerilya melawan rezim Shihanouk dan Marsekal Lon Nol. Pada 17 April 1975 , Khmer Merah yang dipimpin oleh Pol Pot berhasil menggulingkan kekuasaan dan menjadi pemimpin Kamboja. Hanya dalam beberapa hari saja, rezim baru ini telah menghukum mati sejumlah besar rakyat Kamboja yang tadinya bergabung dengan rezim Lon Nol. Penduduk Phnom Phen dan juga penduduk di provinsi lain terpaksa keluar dari kota dan pindah ke daerah- daerah penampungan. Phnom Phen menjadi kota mati. Seluruh perekonomian di seluruh negeri berubah di bawah garis keras komunis, Uang hilang dari peredaran. Akibat dari semua itu adalah terjadinya kelaparan dan wabah penyakit di daerah tersebut. Selama 44 bulan berikutnya, jutaan orang Kamboja menjadi korban teror dari Khmer Merah. Para pengungsi yang berhasil lari ke Thailand menceritakan kekejaman kelompok ini yang antara lain menghukum mati anak-anak hanya karena mereka tidak lahir dari keluarga petani. Selain itu orang-orang keturunan Vietnam dan Cina juga turut diteror dan dibunuh. Siapa saja yang disangka sebagai orang yang berpendidikan, atau menjadi angota dari keluarga pedagang pasti dibunuh dengan cara dipukul sampai mati, bukan dengan ditembak dengan dalih untuk menghemat amunisi. 

Killing Fields (Ladang Pembantaian)
KORBAN KHMER ROUGE
Masa empat tahun Pol Pot dan Khmer Merahnya berkuasa di Kamboja, adalah masa yang membuat seluruh dunia geger. Khmer Merah berupaya mentransformasi Kamboja menjadi sebuah negara Maois dengan konsep agrarianisme. Rezim Khmer juga menyatakan, tahun kedatangan mereka sebagai "Tahun Nol" (Year Zero). Mata uang, dihapuskan. Pelayanan pos, dihentikan. Kamboja diputus hubungannya dengan luar negeri. Hukum Kamboja juga dihapuskan. Rezim Khmer Merah dalam kurun waktu tersebut diperkirakan telah membantai sekitar dua juta orang Kamboja. Ada sekitar 343 "ladang pembantaian" yang tersebar di seluruh wilayah Kamboja. Choeung Ek adalah "ladang pembantaian" paling terkenal. Di sini, sebagian besar korban yang dieksekusi adalah para intelektual dari Phnom Penh, yang di antaranya adalah: mantan Menteri Informasi Hou Nim, profesor ilmu hukum Phorng Ton, serta sembilan warga Barat termasuk David Lioy Scott dari Australia. Sebelum dibunuh, sebagian besar mereka didokumentasikan dan diinterogasi di kamp penyiksaan Tuol Sleng. Penjara S-21 atau Tuol Sleng adalah organ rezim Khmer Merah yang paling rahasia. Pada 1962 , penjara S-21 merupakan sebuah gedung SMA bernama Ponhea Yat. Semasa pemerintahan Lon Nol, nama sekolah diubah menjadi Tuol Svay Prey High School. Tuol Sleng yang berlokasi di subdistrik Tuol Svay Prey, sebelah selatan Phnom Penh, mencakupi wilayah seluas 600 x 400 meter. Setelah Phnom Penh jatuh ke tangan Khmer Merah, sekolah diubah menjadi kamp interogasi dan penyiksaan tahanan yang dituduh sebagai musuh politik. Di “ladang pembantaian” ini, para intelektual diinterogasi agar menyebutkan kerabat atau sejawat sesama intelektual. Satu orang harus menyebutkan 15 nama orang berpendidikan yang lain. Jika tidak menjawab, mereka akan disiksa. Kuku-kuku jari mereka akan dicabut, lantas direndam cairan alkohol. Mereka juga disiksa dengan cara ditenggelamkan ke bak air atau disetrum. Kepedihan terutama dirasakan kaum perempuan karena kerap diperkosa saat diinterogasi. Setelah diinterogasi selama 2-4 bulan, mereka akan dieksekusi di Choeung Ek. Sejumlah tahanan politik yang dinilai penting ditahan untuk diinterogasi sekitar 6-7 bulan, lalu dieksekusi. Haing S Ngor yang masa itu berprofesi sebagai seorang dokter adalah segelintir intelektual yang berhasil lolos dari buruan rezim Khmer Merah. Haing dianugerahi Piala Oscar tahun 1984 atas perannya di film "The Killing Fields". Dalam film itu, ia memerankan tokoh Dith Pran, jurnalis Kamboja yang selamat dari pembantaian. Namun malang, Haing tewas terbunuh di kediamannya di Los Angeles, AS, ketika melawan perampokan yang dilakukan tiga pecandu narkoba pada 1996 . 

Intervensi Vietnam

Pada tanggal 25 Desember 1978 , setelah beberapa pelanggaran terjadi di perbatasan antara Kamboja dan Vietnam, tentara Vietnam menginvasi Kamboja. Tanggal 7 Januari 1979 , pasukan Vietnam menduduki Phnom Penh dan menggulingkan pemerintahan Pol Pot. Pemerintahan boneka lalu dibentuk di bawah pimpinan Heng Samrin, mantan anggota Khmer Merah yang telah membelot ke Vietnam. Namun pemerintahan baru ini tidak diakui oleh negara-negara Barat. Sementara Pol Pot dan para pengikutnya lari ke hutan-hutan dan kembali melakukan taktik gerilya dan teror. Pol Pot yang bernama asli Saloth Sar akhirnya meninggal di tengah hutan pada 15 April 1998 karena serangan jantung. 

Menuju Perdamaian
Pada tahun 1982 , Tiga kelompok (faksi) yang masih bertahan di Kamboja yaitu Khmer Merah, dan Front kemerdekaan nasional, netral, kedamaian dan kerja sama Kamboja (FUNCINPEC) pimpinan Pangeran Sihanouk, serta Front nasional kebebasan orang-orang Khmer yang dipimpin oleh perdana menteri yang terdahulu yaitu Son Sann, membentuk koalisi yang bertujuan untuk memaksa keluar tentara Vietnam. Tahun 1989 , tentara Vietnam akhirnya mundur dari Kamboja.
Tahun 1992 , PBB (UNTAC), mengambil alih sementara pemerintahan negara ini. Tahun berikutnya, PBB menggelar pemilu demokratis yang dimenangkan oleh FUNCINPEC. Faksi ini kemudian membentuk pemerintahan koalisi bersama Partai Rakyat Kamboja (CPP) pimpinan Hun Sen.
Sekarang, Kamboja telah berkembang pesat berkat bantuan dari negara- negara asing. Negara ini bahkan telah menggelar persidangan terhadap seorang mantan pemimpin Khmer Merah atas dakwaan melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan. Rakyat di kota dan desa juga telah hidup tenang walaupun dihantui bahaya ranjau darat yang masih banyak bertebaran di seluruh penjuru negeri.